Sumber : Swaramuslim.com. Oleh :
Erros Jafar 22 May 2005 – 2:00 pm
Kasus Dewa telah meninggalkan pertanyaan besar, sejak tanggal 2 Mei lalu seluruh pemberitaan mengenai kelanjutan kasusnya sepertinya masuk keranjang sampah tepatnya sejak budaya H. Ridwan Saidi melaporkan Dewa ke Kejaksaan Agung sehubungan temuan beliau bahwa
album dewa menyesatkan dan memakai lambang lambang yang dilarang. Padahal masyarakat banyak yang menunggu kelanjutan dari hasil temuan temuan tersebut. Syukur alhamdulillah, pada edisi Mei 2005, majalah Saksi memuat artikel dan wawancara dengan budayawan H. Ridwan Saidi.
Penjelasan ini tentu saja sangat penting khususnya bagi H. Ridwan Saidi untuk menghindari tuduhan “Fitnah” dari group band Dewa.
Sangat menarik untuk kita telaah bersama, salah satu lagu berjudul “SATU” dalam album “Laskar Cinta” versi CD, di bawah lirik lagu ditulis Ahmad Dhani, “THANKS TO: SYEKH LEMAH ABANG”, sementara untuk versi Kasetnya bertuliskan “THANKS TO: AL-HALLAZ” yang tak lain adalah nama lain dari Syekh Siti Jenar
SATU
Aku ini…adalah dirimu
Cinta ini…adalah cintamu
Aku ini…adalah dirimu
Jiwa ini…adalah jiwamu
Rindu ini adalah rindumu
Darah ini adalah darahmu
Reff :
Tak…ada yang lain..selain dirimu
Yang selalu ku puja…ouo…
Ku…sebut namamu
Disetiap hembusan nafasku
Kusebut namamu…
Kusebut namamu…
Dengan tanganmu…aku menyentuh
Dengan kakimu…aku berjalan
Dengan matamu…ku memandang
Dengan telingamu…ku mendengar
Dengan lidahmu…aku bicara
Dengan hatimu…aku merasa
Reff…Reff…Reff…Reff
“THANKS TO: SYEKH LEMAH ABANG”
Album DEWA 19 (1992)
Di cover depannya ada gambar piramid yang atasnya disamarkan, tapi jika diperbesar akan tampak ada sesuatu di puncaknya. Ini mirip dengan lambang gerakan rahasia Zionisme (Iluminati). Bandingkan dengan gambar piramid Yahudi yang terdapat dalam lembaran One Dollar AS
Album TERBAIK-TERBAIK (1995)
Terpampang simbol Dewa RA (Dewa Matahari Dalam Mitologi Mesir Kuno). Dewa Ra diklaim Yahudi sebagai salah satu dewa mereka. Di Sinagog lambang ini lazim dipajang.
Selain itu, dalam album yang sama ada pula gambar satu halaman Protocol of Zions dalam bahasa Ibrani. Ridwan Saidi (pakar Zionisme) yang menguasai bahasa Ibrani menegaskan, “ini jelas diambil dari satu gambar Protocol of Zions, karena diatas lembaran itu ada judul dan logo. ini tidak ada dalam Taurat ataupun Talmud”.
Lalu ada simbol lingkaran dengan titik di tengahnya, dimana personil Dewa berdiri dibawahnya. Simbol ini lazim dikenal sebagai simbol Mata Setan yang menguasai dunia (evil eye), sebuah simbol Yahudi. Di bagian lain dalam album yang sama, simbol mata setan juga dimuat.
Album The Best of Dewa 19 (1999)
Di pinggiran discnya terdapat simbol panah dan garis lurus yang saling memotong spt salib. Lambang garis tsb sbenarnya sinar yang aling memotong. Ini salah satu simbol dari gerakan Freemansonry
Lambang sinar yang saling memotong ini secara “kreatif” juga terdapat dalam cover kaset bagian dalam dan depan secara keseluruhan.
Album Bintang Lima (2000)
Gambar sayap lazim dipakai sebagai salah satu simbol gerakan perkumpulan Theosofie Yahudi.
Album Cintailah Cinta (2002)
Cover depan album Dewa ini memuat secara mencolok simbol Eye of Horus. Horus adalah Dewa Burung dalam mitologi Mesir Kuno. sama spt Dewa Ra, Yahudi juga mengklaim Horus merupakan salah satu dewa mereka. Di cover dalam juga terdapat simbol yang sekilas mirip mata, tapi sebenarnya merupakan contekan habis salah satu simbol yang terdapat dalam buku The Secret Language of Symbol yang disarikan dari kitab Yahudi, Taurat. Simbol ini biasa disebut Femina Geni.
Masih dalam album ini, masih terdapat beberapa simbol-simbol mata, yang merupakan salah satu simbol Gerakan Freemasonry
Album Atas Nama Cinta I & II (2004)
Lambang sayap yang merupakan lambang resmi Dewa dimuat dalam album live ini dengan latar belakang hitan kelam.
Album Laskar Cinta (2005)
Ininlah album ketujuh Dewa yang akhirnya menjadi batu sandungan dan membuka selubung semua album-album Dewa sebelumnya yang sarat dengan kampanye simbol & lambang Yahudi.
Selain lambang Allah yang dimuat tidak sebagaimana mestinya, tipologi huruf “Laskar Cinta” pun mengambil dari pola huruf Ibrani
“Pola huruf tulisan Laskar Cinta diambil dari pola huruf Ibrani,” ujar Ridwan Saidi seraya membuka kitab Taurat berbahasa Ibrani asli dari Israel.
Dibawah lagu berjudul “Satu” (album Laskar Cinta), berisi ajaran sesat yang mengatakan ada kesatuan wujud antara Sang Khaliq dengan mahluk-Nya. Dalam bahasa Syeh Siti Jenar atau Al Hallaj, paham ini disebut “Manunggal ing kawulo Gusti”. Parahnya, ini seakan dibenarkan sendiri oleh Ahmad Dhani dengan menulis di bawah lirik lagu tsb dalam cover versi kaset, “THANKS TO: AL-HALLAZ”.
Dalam album yang sama versi CD, di bawah lirik lagu “Satu”, ditulis Ahmad Dhani, “THANKS TO: SYEKH LEMAH ABANG”, yang tak lain adalah nama lain dari Syekh Siti Jenar
Siapakah Ahmad Dhani?
DHANI THANKS TO:…. JAN PIETER FREDERICH KoHLER (THANKS FOR THE GEN). Dhani berterima kasih kepada:….Jan Pieter Frederich Kohler (Terima kasih atas darah keturunannya)
Merunut dari silsilah keluarga, Jan Pieter Frederich Kohler adalah kakek Dhani (dari pihak Ibu) yang berkebangsaan Jerman. “Kohler” adalah nama keluarga, sejenis marga. Jadi jelaslah, Dhani punya kebanggaan akan darah darah keturunannya itu,” ujar pengamat Zionisme H. Ridwan Saidi.
Bisa jadi, sebab itulah dalam berbagai kesempatan show-termasuk ketika manggung di Trans TV yang menginjak-injak karpet dengan motif logo Allah yang kontroversial itu, Ahad (10/4)- Dhani Dewa mengenakan kalung Bintang David, simbol Zionis-Israel.
Bermula dari kasus kontroversial logo Allah, terkuaklah misteri dibalik (Dhani) Dewa
Dalam album-album Dewa, bertebaran gambar dan simbol-simbol Yahudi.
“Ada apa ini? Dalam album-album selanjutnya Dewa juga banyak memuat logo dan simbol-simbol Zionis. Ini harus dilacak, ada apa di belakang Dewa?” papar Ridwan Saidi.
Saya sebagai orang yang telah lama mempelajari Zionisme berani menyatakan jika ini merupakan usaha penyebaran simbol2 Yahudi terbesar sepanjang sejarah Indonesia!” tandas Ridwan.
taken by Majalah Saksi Edisi Mei 2005
wallahu’alam